Thursday, August 22, 2019

TIPS MENJAGA KESEHATAN

4 Kebiasaan 'Sehat' yang Ternyata Bisa Merusak Tubuh 



Demi menyehatkan tubuh, kita mengganti semua kebiasaan buruk kita menjadi kebiasaan sehat. Namun kamu perlu ketahui, kadangkala tak semua kebiasaan sehat tersebut baik untuk tubuh kita.

Banyak pakar mengatakan bahwa beberapa kebiasaan sehat sebenarnya mencegah kita untuk menjadi lebih sehat. Malahan bisa membuatmu yang bertujuan untuk mengurangi bobot jadi menambahnya. Duh!

Dikutip dari Body and Soul, berikut adalah 4 kebiasaan sehat yang kamu pikir akan menyehatkan tubuh, namun sebenarnya justru bisa merusaknya.

1. Mengganti gula dengan pemanis buatan
Banyak yang memutuskan untuk mengganti gula agar mengurangi risiko kegemukan. Salah satu hal yang dianggap jadi solusi adalah menggunakan pemanis buatan, atau mengonsumsi makanan dan minuman berlabel 'bebas gula'.

Namun para peneliti di Massachusetts General Hospital menemukan pemanis dalam minuman bernama aspartame ternyata malah meningkatkan risiko naiknya bobot. Menurut hasil studi mereka, hal ini disebabkan adanya produknya yang bernama fenilalanin, mengganggu kadar metabolisme dan menaikkan kemungkinan bobot bertambah. 

Yang lebih buruknya lagi, pakar mengungkap bahwa meminum dua atau lebih minuman dengan pemanis buatan dalam sehari dapat meningkatkan risiko mati muda akibat stroke dan serangan jantung. 

2. Olahraga terus-menerus
Memang benar bahwa olahraga menjadi syarat mutlak untuk tetap sehat, namun bukan berarti kamu harus melakukannya secara intens dan terus-menerus. Ahli mengatakan bahwa berolahraga secara ekstrem tidak akan memberimu manfaat yang sebenarnya.

Setidaknya berilah waktu jeda untuk memberikan kesempatan bagi tubuh agar pulih, karena bisa berisiko membuatmu naik berat badan. Alasannya karena adanya akumulasi lemak yang diakibatkan dari produksi kortisol atau hormon stres. 

Kortisol bisa mengganggu proses tiroid yang akan memproses pembakaran lemak dan juga menstimulasi hormon lapar ghrelin di otak secara berlebihan, membuatmu tak bisa mengontrol nafsu makan. Selain itu, olahraga terus-menerus bisa meningkatkan risiko cedera dan menimbulkan masalah dalam jangka panjang.

3. Beli makanan 'sehat'
Tren katering makanan sehat untuk makan siang maupun makan malam terdengar sangat sehat. Mungkin kamu terpikir untuk membiasakan membelinya agar pola makan sehatmu tetap terpantau.

Padahal nyatanya tidak 'sesehat' itu, lho. Terkadang ada beberapa bahan makanan yang sebenarnya tidak dibutuhkan oleh tubuhmu. Selain itu, kerap kali membuatmu terasa sangat lapar jika dimakan saat siang hari dan imbasnya kamu akan mencari cemilan untuk menutupi rasa lapar. 

Yang lebih buruknya, studi yang dilakukan oleh Yale University menyebutkan memesan makanan sehat justru melepaskan hormon lapar ghrelin lebih banyak, yang bisa meningkatkan rasa lapar dan memperlambat metabolisme. Makan sianglah dengan porsi secukupnya dan isi piring yang terkontrol. 

4. Terlalu banyak atau lama tidur
Kurang tidur memang bisa membuatmu berisiko terkena serangkaian masalah kesehatan. Namun 'membalasnya' dengan terlalu lama tidur juga sama buruknya.

Tidur lebih dari delapan jam bisa membuatmu lebih mungkin naik bobot, menurut para peneliti di Wake Forest University School of Medicine. Lemak berlebih di sekitar perut terkait dengan gejala diabetes dan penyakit jantung. Mereka menyarankan untuk tidur antara enam hingga delapan jam pada malam hari. 

Tuesday, August 20, 2019

GURU YANG KREATIF DAN INOVATIF

GURU HARUS KREATIF dan INOVATIF






Berbagai langkah strategis telah diimplementasikan oleh pemerintah, diantaranya dengan mendorong penciptaan kreativitas pembaharuan atau memodifikasi jenis pelayanan melalui pengembangan inovasi pelayanan publik yang memberikan manfaat bagi masyarakat. pengembangan inovasi publik ini perlu didukung oleh ASN yang kompetitif sehingga perlu dilakukan pengembangan kompetensi ASN. Kedepannya diharapkan SDM birikrasi akan diisi oleh ASN yang handal dan berkualitas. inovasi dalam pelayanan publik harus mampu menghasilkan tangible (aset berwujud) dengan hasil yang nyta. setiap instansi didorong untuk melaksanankan inovasi yang menonjol dan bisa membawa dampak pada peningkatan kualitas pelayanan, serta yang paling penting lagi adalah memperbaiki mental pelaku birokrasi.
seperti diketahui bahwa reformasi birokrasi adalah proses menata ulang, mengubah, memperbaiki, dan menyempurnakan birokrasi agar menjadi lebih efisien, efektif, dan produktif (BEEP). Tantangan dan tuntutan birokrasi saat ini tidak lagi sekedar menjalankan rutinitas, akan tetapi jauh lebih dari itu adalah upaya nyata dalam melayani kebutuhan masyarakat sebagai user.
Guru merupakan sebuah pekerjaan yang sangat mulia. Sebuah pekerjaan yang mewajibkan seseorang mengabdikan diri pada bidang pendidikan dengan tujuan mencerdaskan anak didik. Ini menjadikan profesi guru memiliki tanggung jawab yang sangat besar dan memberikan pengaruh langsung terhadap pencapaian tujuan pendidikan.
Menjadi guru yang profesional tidak mudah. Seorang guru harus memiliki dan memberikan dedikasi kepada pekerjaan ini. Jika tidak, maka tujuan pendidikan dimana sangat berkaitan dengan pembentukan kualitas sumber daya manusia tidak akan tercapai. Profesi guru dituntut agar dapat bekerja secara optimal dalam mendidik siswanya agar pendidikan tidak gagal.
Sama seperti profesi formal pada umumnya, guru juga memiliki kode etik. Setiap guru harus melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan ketentuan kode etik yang ada. Pelanggaran terhadap kode etik dapat menjadikan seorang guru kehilangan profesinya.Mengingat sangat penting profesi guru dalam dunia pendidikan, maka tidak sembarang orang yang bisa menjadi guru. Ada standar khusus dimana seseorang dapat menjadi seorang guru profesional.Dalam bukunya Suyanto dan Asep Jihad (2013: 5) menyebutkan bahwa menjadi guru yang mempunyai kemampuan dalam bidang mendidik perlu proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman hingga akhirnya benar-benar menjadi sebuah profesi yang dapat ditekuni. Menjadi guru profesional setidaknya memiliki standar minimal, yaitu:
  • Memiliki kemampuan intelektual yang baik
  • Memiliki kemampuan memahami visi dan misi pendidikan nasional
  • Memiliki keahlian mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa secara efektif
  • Memahami konsep perkembangan psikologi anak
  • Memahami kemampuan mengorganisasi proses belajar
  • Memiliki kreativitas dan seni mendidik
Melihat dari standar minimal yang harus dimiliki seorang guru profesional di atas menunjukkan bahwa menjadi guru bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah. Standar diatas sangat diperlukan dalam pelaksanaan pendidikan yang berguna untuk menjamin agar pendidikan benar-benar dapat dilaksanakan dengan baik oleh guru. Standar ini bukan hanya harus dipenuhi namun juga diwujudkan penerapannya dalam bidang pendidikan khususnya pada proses pembelajaran.
Standar minimal untuk menjadi guru profesional ini tidak bisa dicapai dengan cepat dan instan. Perlu menjalani pendidikan, dan pelatihan agar seseorang mampu memiliki standar ini. Oleh karena itu saat ini diperlukan pendidikan minimal setingkat sarjana Strata 1 (S1) agar guru mengetahui dan memiliki standar minimal ini.

Thursday, August 8, 2019

Membentuk Karakter Guru yang Religius


Subnilai religius antara lain cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan agama dan kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri, kerjasama antarpemeluk agama dan kepercayaan, antibuli dan kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak, mencintai lingkungan, serta melindungi yang kecil dan tersisih.
subnilai karakter guru antara lain;
1. Cinta Damai
    sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya. sikap damai membuat hidup menjadi tenteram atas kehadiran individual yang cinta damai, sehingga akan tercipta kehidupan yang aman dan bahagia tanpa ada permusuhan.
2. Toleransi
    sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
3. Menghargai perbedaan agama dan kepercayaan
    sikap atau tindakan menghormati ketidaksamaan agama atau kepercayaan antara satu dengan lainnya.

Wednesday, August 7, 2019

Trash Love Upcycling

Trash Love Upcycling  


Reusing is an approach to individuals for the rubbish issues. Consistently Indonesia produces no less than million ton trash. The trash is sent to landfills, where a large portion of them dirty the area and air. As an aftereffect of reusing, rubbish that would have been discarded are reused rather in new items.

1. What Gets Recycled

There are numerous things that can be reused including natural and inorganic trash. A few specialties can be produced using inorganic refuse, for example, glass, containers, paper, magazines, and plastics. Inorganic rubbish likewise can be useful for individuals. Fertilizing the soil is a decent case in reusing. It includes sparing certain nourishment squanders and blending them with leaves and grass. This procedure will make a supplement rich blend that can be helpful for planting. Indeed, even water additionally can be reused. It must be decontaminated and cleaned at a waste-water treatment plant before it is reused.

2. Sorts of reusing.

There two sorts of reusing. They are inner and outside. A case of inward reusing is the reusing of waste items from assembling inside of the same processing plant. For instance, when copper tubing is being made, the finishes of tubes are trimmed. These copper closures will be dissolved down and used to make new tubing.

In outside reusing, individuals can gather recyclable materials. Recyclables will be conveyed to reusing offices, where it will be cleaned, sorted, and arranged to be sold. At that point the businesses purchase the material and use it to make new items.

3. The Importance of Recycling

The legislatures and gathering of individuals that attempt to ensure the earth must urge individuals to reuse. They need to give a recognition that reusing is critical for their life. It can decreases contamination of air, land, and water. In this way, individuals will acknowledge and attempt to reuse the discarded materials.the thrown away materials.

Sunday, August 4, 2019

Belajar itu mudah

Trik-trik Mengatasi Kesulitan Belajar



Tugas pendidik atau guru adalah mempersiapkan generasi bangsa agar mampu menjalani kehidupan dengan sebaik-baiknya dikemudian hari sebagai khalifah Allah di bumi. Dalam menjalankan tugas ini pendidikan berupaya mengembangkan potensi (fitrah) sebagai anugrah Allah yang tersimpan dalam diri anak, baik yang bersifat jasmaniah maupun ruhaniah, melalui pembelajaran sebuah pengetahuan, kecakapan, dan pengalaman berguna bagi hidupnya. Dengan demikian pendidikan yang pada hakekatnya adalah untuk memanusiawikan manusia memiliki arti penting bagi kehidupan anak. Hanya pendidikan yang efektif yang mampu meningkatkan kualitas hidup dan mengantarkan anak survive dalam hidupnya.
Secara umum guru berarti orang yang dapat menjadi anutan serta menjadikan jalan yang baik demi kemajuan. Sejak berlakunya kurikulum 1995, pengertian guru mengalami penyempurnaan, menurut kurikulum 1995 ialah “Guru adalah perencana dan pelaksana dari sistem pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”. Guru adalah pihak utama yang langsung berhubungan dengan anak dalam upaya proses pembelajaran, peran guru itu tidak terlepas dari keberadaan kurikulum.
Peranan guru sangat penting dalam pelaksanaan proses pembelajaran, selain sebagai nara sumber guru juga merupakan pembimbing dan pengayom bagi para murid yang ada dalam suatu kelompok belajar. hal tersebut sesuai dengan ungkapan T. Rustandy (1996 : 71) yang mengatakan bahwa : Guru memegang peranan sentral dalam proses pembelajaran, memiliki karakter dan kepribadian masing-masing yang tercermin dalam tingkah laku pada waktu pelaksanaan proses pembelajaran. Pola tingkah laku guru dalam proses pembelajaran biasanya ditiru oleh siswa dalam perjalanan hidup sehari-hari, baik di lingkungan keluarga ataupun masyarakat, karena setiap siswa mempunyai keragaman dalam hal kecakapan maupun kepribadian. Keragaman kecakapan dan kepribadian ini mempengaruhi terhadap situasi yang dihadapi dalam proses pembelajaran.
Tetapi menurut Brenner (1990) sebenarnya pendidikan anak prasekolah terefleksi dalam alat-alat perlengkapan dan permainan yang tersedia, cara perlakuan guru terhadap anak, adegan dan desain kelas, serta bangunan fisik lainnya yang disediakan untuk anak. (M. Solehuddin, 1997 : 55).
Adapun syarat-syarat bagi guru pada umumnya, termasuk di dalamnya guru agama, telah tercantum dalam Undang-Undang Pendidikan dan Pengajaran Nomor 4 Tahun 1950 Bab X Pasal 15 yang berbunyi :
“Syarat utama menjadi guru selain ijazah dan syarat-syarat lain mengenai kesehatan jasmani dan rohani, ialah sifat-sifat yang perlu untuk dapat memberikan pengajaran”. (Zuhairini, 1983 :35).
Beberapa cara mengatasi kesulitan dalam belajar dapat dilakukan dengan cara belajar yang efektif dan efisien. Cara demikian merupakan problematika yang perlu mendapatkan perhatian cukup serius. Orang tua dan Guru Kelas kerap kali memberikan saran-saran kepada siswa agar rajin belajar karena rajin adalah pangkal cerdas. Orang cerdas akan mampu mengembangkan dirinya sesuai dengan perkembangan zaman yang serba kompleks.

Berikut ini beberapa alternatif dalam kesulitan belajar :

1. Observasi Kelas
Pada tahap ini observasi kelas dapat membantu mengurangi kesulitan dalam tingkat pelajaran, misalnya memeriksa keadaan secara fisik bagaimana kondisi kelas dalam kegiatan belajar, cukup nyaman, segar, sehat dan hidup atau tidak. Kalau suasana kelas sangat nyaman, tenang dan sehat, maka itu semua dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih semangat lagi.

2. Pemeriksaan Alat Indera
Dalam hal ini dapat difokuskan pada tingkat kesehatan siswa khusus mengenai alat indera. Diupayakan minimal dalam sebulan sekali pihak sekolah melakukan tes atau pemeriksaan kesehatan di Puskesmas / Dokter, karena tingkat kesehatan yang baik dapat menunjang pelajaran yang baik pula. Maka dari itu, betapa pentingnya alat indera tersebut dapat menstimulasikan bahan pelajaran langsung ke diri individu.

3. Teknik Main Peran
Disini, seorang guru bisa berkunjung ke rumah seorang murid. Di sana seorang guru dapat leluasa melihat, memperhatikan murid berikut semua yang ada di sekitarnya. Di sini guru dapat langsung melakukan wawancara dengan orang tuanya mengenai kepribadian anak, keluarga, ekonomi, pekerjaan dan lain-lain. Selain itu juga, guru bisa melihat keadaan rumah, kondisi dan situasinya dengan masyarakat secara langsung.

4. Tes Diagnostik Kecakapan/Tes IQ/Psikotes
Dalam hal ini seorang guru dapat mengetahui sejauh mana IQ seseorang dapat dilihat dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan praktis dan sederhana. Dengan latihan psikotes dapat diambil beberapa nilai kepribadian siswa secara praktis dari segi dasar, logika dan privasi seseorang.

5. Menyusun Program Perbaikan
Penyusunan program hendaklah dimulai dari segi pengajar dulu. Seorang pengajar harus menjadi seorang yang konsevator, transmitor, transformator, dan organisator. Selanjutnya lengkapilah beberapa alat peraga atau alat yang lainnya yang menunjang pengajaran lebih baik, karena dengan kelengkapan-kelengkapan yang lebih kompleks, motivasi belajarpun akan dengan mudah didapat oleh para siswa.
Hendaklah semua itu disadari sepenuhnya oleh para pengajar sehingga tidak ada lagi kendala dan hambatan yang dapat mempengaruhi kegiatan belajar. Selain itu tingkat kedisiplinan yang diterapkan di suatu sekolah dapat menunjang kebaikan dalam proses belajar. Disiplin dalam belajar akan mampu memotivasi kegiatan belajar siswa.

Alternatif lain yang dapat diambil guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswanya. Akan tetapi sebelum pilihan tertentu diambil, guru sangat diharapkan untuk terlebih dahulu melakukan beberapa langkah berikut ini :
a. Menganalisis hasil diagnosis, yakni menelaah bagian-bagian masalah dan hubungan antar bagian tersebut untuk memperoleh pengertian yang benar mengenai kesulitan belajar yang dihadapi siswa.
b. Mengidentifikasi dan menentukan bidang kecakapan tertentu yang memerlukan adanya perbaikan.
c. Menyusun program perbaikan.

Dalam menyusun program pengajaran perbaikan diperlukan adanya ketetapan sebagai berikut :
a. Tujuan pengajaran remedial
Contoh dari tujuan pengajaran remedial yaitu siswa dapat memahami kata “tinggi”, “pendek” dan “gemuk” dalam berbagai konteks kalimat.
b. Materi pengajaran remedial
Contoh materi pengajaran remedial yaitu dengan cara lebih khusus dalam mengembangkan kalimat-kalimat yang menggunakan kata-kata seperti di atas.
c. Metode pengajaran remedial
Contoh metode pengajaran remedial yaitu dengan cara siswa mengisi dan mempelajari hal-hal yang dialami oleh siswa tersebut dalam menghadapi kesulitan belajar.
d. Alokasi waktu
Contoh alokasi waktu remedial misalnya waktunya Cuma 60 menit.
e. Teknik evaluasi pengajaran remedial
Contoh teknik evaluasi pengajaran remedial yaitu dengan menggunakan tes isian yang terdiri atas kalimat-kalimat yang harus disempurnakan, contohnya dengan menggunakan kata tinggi, kata pendek, dan kata gemuk.
Selanjutnya untuk memperluas wawasan pengetahuan mengenai alternatif-alternatif atau cara-cara pemecahan masalah kesulitan belajar siswa, guru sangat dianjurkan mempelajari buku-buku khusus mengenai bimbingan dan penyuluhan. Selain itu, guru juga sangat dianjurkan untuk mempertimbangkan penggunaan model-model mengajar tertentu yang dianggap sesuai sebagai alternatif lain atau pendukung cara memecahkan masalah kesulitan belajar siswa.
Keaktifan siswa tidak hanya dituntut dari segi fisik, tetapi juga dari segi kejiwaan. Bila hanya fisik anak yang aktif, tetapi fikiran dan mentalnya kurang aktif, maka kemungkinan besar tujuan pembelajaran tidak tercapai. Ini sama halnya dengan siswa tidak belajar, karena siswa tidak merasakan perubahan di dalam dirinya, padahal pada hakekatnya belajar adalah “perubahan” yang terjadi dalam diri seseorang yang telah berakhirnya melakukan aktivitas belajar.
Penerapan sikap dan pembentukan kepribadian pada diri siswa harus dioptimalkan, mengingat keberhasilan suatu proses pembelajaran bukan diukur oleh adanya penambahan dan perubahan pengetahuan serta keterampilan saja, namun nilai sikap harus terakomodasi, sebab dengan perubahan sikap akan menentukan terhadap perubahan kognitif ataupun psikomotor.
Sama halnya dengan belajar, mengajar pun pada hakekatnya adalah suatu proses, yaitu proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa, sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong siswa melakukan proses belajar. Pada tahap berikutnya mengjar adalah proses memberikan bimbingan, bantuan kepada siswa dalam melakukan proses belajar.
Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah interaksi antara guru dengan peserta didik dan antara peserta didik dengan peserta didik lainnya, serta dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan tingkah laku pada diri peserta didik. Agar proses belajar mengajar tersebut berlangsung secara efektif selain diperlukan alat peraga sebagai pelengkap yang digunakan guru dalam berinteraksi dengan peserta didik diperlukan pula aturan dan tata tertib yang baku agar dalam pelaksanaannya teratur dan tidak menyimpang.
Dari hakikat proses belajar mengajar, pembelajaran merupakan proses komunikasi, maka pembelajaran seyogyanya tidak atraktip melainkan harus demokrasi. Siswa harus menjadi subjek belajar, bukan hanya menjadi pendengar setia atau pencatat yang rajin, tetapi siswa harus aktif dan kreatif dalam berbagai pemecahan masalah. Dengan demikian guru harus dapat memilih dan menentukan pendekatan dan metode yang disesuaikan dengan kemampuannya, kekhasan bahan pelajaran, keadaan sarana dan keadaan siswa.

TUGAS LIBURAN KELAS VIII