Ringkasan Materi UN Bahasa Indonesia SMP
A.
Kisi-Kisi
No
|
Materi
|
Level Kognitif
|
||
Pengetahuan dan Pemahaman
|
Aplikasi
|
Penalaran
|
||
1
|
Membaca
Nonsastra
|
Menentukan
makna kata/kalimat pada teks
Menentukan
informasi tersurat teks
Menentukan
bagian teks
|
Menentukan
ide pokok teks
Menyimpulkan
isi teks
Menyimpulkan
pendapat pro/kontra dalam teks
Meringkas
isi teks
|
Membandingkan
penggunaan bahasa dan pola penyajian beberapa jenis teks
Menilai
keunggulan/ kelemahan teks
Mengomentari
isi teks
|
2
|
Membaca
Sastra
|
Menentukan
makna kata dalam cerpen dan fabel
Menentukan
makna tersurat dalam cerpen dan fabel
Menentukan
bagian cerpen dan fabel
|
Menyimpulkan
makna simbol dalam cerpen dan fabel
Menyimpulkan
isi tersirat dalam cerpen/fabel
Menyimpulkan
sebab/akibat konflik
|
Membandingkan
pola pengembangan cerpen/fabel
Membandingkan
penggunaan bahasa cerpen/fabel
Menunjukkan bukti latar dan watak
tokoh dalam cerpen/tabel
Mengomentari
unsur intrinsik karya sastra
|
3
|
Menulis
Terbatas
|
Melengkapi
istilah/kata dalam kalimat
|
Menyusun
urutan kalimat berbagai jenis teks
Melengkapi
paragraf dengan kalimat
Melengkapi
bagian teks (eksposisi, deskripsi, ulasan, dan lain-lain)
|
Memvariasikan
kata
Memvariasikan
kalimat
Menulis
dengan ilustrasi tertentu
Mengubah
teks ke bentuk lain
|
4
|
Menyunting
Kata, Kalimat, Paragraf
|
Menunjukkan
kata yang tidak sesuai kaidah
Menunjukkan
kalimat yang tidak sesuai dengan kaidah
|
Menggunakan
kata bentukan sesuai dengan kaidah
Menggunakan konjungsi
dalam kalimat
|
Memperbaiki
kesalahan penggunaan kata, kalimat, dan ketidakpaduan paragraf
Menentukan
alasan kesalahan penggunaan kata, kalimat, dan ketidakpaduan paragraf
|
5
|
Menyunting
Ejaan dan Tanda Baca
|
Menunjukkan
kesalahan penggunaan ejaan
Menunjukkan
kesalahan penggunaan tanda baca
|
Menggunakan ejaan
Menggunakan
tanda baca
|
Memperbaiki
kesalahan penggunaan ejaan
Memperbaiki
kesalahan penggunaan tanda baca
Menentukan
alasan kesalahan penggunaan ejaan dan
tanda baca
|
B.
Materi
Membaca Nonsastra
1.
Menentukan makna kata/kalimat pada teks
Makna
berarti maksud. Makna kata/kalimat berarti maksud penulis yang terkandung dalam
kata/kalimat dan ditujukan kepada pembaca. Makna ada dua macam, yaitu makna
denotatif dan makna konotatif. Makna denotatif berarti makna yang sebenarnya,
yang tersurat dalam kata/kalimat tersebut; sedangkan makna konotatif berarti
makna tambahan yang bersifat tersirat. Menentukan makna kata/kalimat dalam soal
dilakukan dengan cara mencobakan opsi dalam teks secara keseluruhan, kemudian
dicari yang paling tepat.
2.
Menentukan informasi tersurat teks
Informasi
berarti sesuatu yang diinginkan oleh penulis untuk diketahui pembaca. Informasi
tersurat dalam teks berarti informasi yang tertulis pada kalimat-kalimat yang
ada dalam teks. Menentukan informasi tersurat dilakukan dengan cara memahami
seluruh isi teks kemudian dicocokkan dengan opsi soal.
3.
Menentukan bagian teks
Bagian
teks secara umum terbagi menjadi tiga: pendahuluan, inti, dan penutup. Cara
menentukan bagian teks yang dirumpangkan dilakukan dengan cara mencobakan
opsi-opsi ke dalam teks untuk dipahami secara keseluruhan.
4.
Menentukan ide pokok teks
Inti
sebuah paragraf ada dalam satu kalimat, namanya kalimat utama. Inti satu
kalimat ada dalam satu kata atau kelompok kata, namanya kata kunci. Mencari ide
pokok dilakukan dengan cara mencari kalimat utama atau kata kunci teks
tersebut.
5.
Menyimpulkan isi teks
Isi
teks dapat berupa informasi, anjuran atau larangan melakukan sesuatu, penilaian
terhadap sesuatu, atau pendapat terhadap sesuatu. Menyimpulkan isi teks berarti
mencari informasi, larangan, anjuran, penilaian, atau pendapat tersebut.
6.
Menyimpulkan pendapat pro/kontra dalam teks
Pendapat
pro berarti pendapat yang setuju dengan permaslahan yang dibahas, sedangkan
pendapat kontra berarti sebaliknya. Misalnya, topik teksnya adalah UN tetap dilaksanakan.
Pendapat pro berarti pendapat yang setuju UN tetap dilaksanakan seperti
tahun-tahun lalu, sedangkan pendapat
kontra berarti pendapat yang tidak setuju kalau UN dtetap dilaksanakan. Menurut
pendapat kontra ini UN sudah seharusnya ditiadakan.
7.
Meringkas isi teks
Meringkas
berari mengubah teks yang panjang menjadi lebih pendek. Jika teks terbentuk
dari bagian pendahuluan, isi, dan penutup; ringkasan harus meliputi ketiganya.
Namun, jika teks hanya berupa satu paragraf, ringkasan dapat berupa inti dari
paragraf tersebut.
8.
Membandingkan penggunaan bahasa dan pola
penyajian beberapa jenis teks
Penggunaan
bahasa dapat berupa penggunaan berbagai bentuk kata (kata berimbuhan, kata
ulang, kata daerah, kata asing, dan lain-lain); penggunaan berbagai bentuk
kalimat (kalimat berita, tanya, perintah); penggunaan gaya bahasa (majas,
peumpamaan, jeniskalimat, dan lain-lain). Pola penyajian teks pada dasarnya ada
da macam, yaitu secara induktif dan secara deduktif. Secara induktif berarti
dimulai dari hal-hal khusus kemudian menuju ke hal umum; deduktif sebaliknya.
9.
Menilai keunggulan/kelemahan teks
Secara
umum sebuah teks terdiri atas tiga komponen, yaitu isi, struktur, dan bahasa.
Menilai keunggulan/kelemahan teks berarti menilai keunggulan/kelemahan isi,
struktur, dan bahasa teks tersebut. Keunggulan isi tekes terletak pada adanya nilai-nilai,
manfaat, atau informasi yang diperoleh pembaca. Keunggulan struktur atau teknik
penyajian teks terletak pada runtut-tidaknya atau logis-tidaknya urut-urutan
bagian teks. Keunggulan bahasa terletak pada kekomunikatifannya,
kesederhanaannya, kejelasannya, atau keindahannya.
10.
Mengomentari isi teks
Mengomentari
berarti memberikan penilaian. Mengomentasi isi teks berarti memberikan
penilaian terhadap isi teks: penting atau idak, memberikan informasi baru atau
tidak, memengaruhi pembaca atau tidak, bermanfaat atau tidak, dan lain-lain.
C.
Materi
Membaca Sastra
1.
Menentukan makna kata dalam cerpen dan fabel
Caranya dengan
mencobakan opsi yang ada ke bagian rumpang untuk kita nilai sesuai-tidaknya.
Jika opsi kata itu kita masukkan ke bagian rumpang dan menjadikan teks itu
bermakna, berarti pilihan kita tepat. Begitu pun sebaliknya.
2.
Menentukan makna tersurat dalam cerpen dan
fabel
Makna
tersurat adalah makna yang terlihat dalam kalimat-kalimat yang dipergunakan
dalam cerita. Istilah lainnya adalah makna yang sebenarnya; sebagai lawan dari
makna tersirat.
3.
Menentukan bagian cerpen dan fabel
Bagian
cerpen atau fabel meliputi pemaparan/perkenalan (bagian yang menggambarkan
siapa saja tokoh cerita); konflik/permasalahan (bagian yang menunjukkan bahwa
tokoh cerita terlibat masalah, baik secara internal maupun eksternal); klimaks
(bagian yang menunjukkan konflik atau maslaah yang dialami tokoh mencapai
puncaknya); peleraian/antiklimaks (bagian yang menunjukkan masalah atau konflik
yang dihadapi tokoh mulai menurun; dan penyelesaian (bagian akhir dari cerita).
4.
Menyimpulkan makna simbol dalam cerpen dan
fabel
Simbol
berarti lambang atau tanda. Simbol berarti lambang/tanda yang hubungan antara
yang menandai dan yang ditandai bersifat mana suka (arbitrer). Misalnya kata
merah bisa berarti larangan, berani, atau darah. Makna simbol bergantung kepada
budaya masyarakat pemakainya. Memaknai simbl dalam karya sastra disesuaikan
dengan isi teks tersebut.
5.
Menyimpulkan isi tersirat dalam cerpen/fabel
Cerpen
merupakan prosa yang pendek (hanya menyajikan satu permasalahan) dan bersifat
imajinatif. Cerpen tergolong ke dalam sastra baru. Adapun fabel merupakan jenis
karya sastra lama yang tokohnya binatang. Meskipun tokohnya binatang, tetapi
fabel tetap menceritaka kehidupan manusia. Binatang hanya berupa simbol. Menyimpulkan
isi tersirat berarti mencari informasi, inti bacaan, atau amanat bacaan yang
tidak secara langsung ada dalam teks.
6.
Menyimpulkan sebab/akibat konflik
Konflik
berarti permasalahan. Teks sastra selalu terbentuk dari konflik. Dalam konflik
selalu ada sebab dan akibat. Hubungan sebab dan akibat dalam karya sastra ada
beberapa macam: (1) satu sebab menyebabkan lahirnya beberapa akibat dan (2)
satu sebab melahirkan satu akibat, lalu akibat itu berubah menjadi sebab
lahirnya akibat yang lain. Contoh (1) hujan menjadi penyebab banjir, jalan
kotor, jemuran tidak kering dan lain-lain. Contoh (2) hujan menyebabkan banjir.
Banjir menyebabkan tanah longsor. Tanah longsor menyebabkan lalu lintas macet.
Dst.
7.
Membandingkan pola pengembangan cerpen/fabel
Pola
pengembangan cerpen/fabel terletak pada alur atau strukturnya. Secara umum
bagian cerita terdiri atas pemaparan/perkenalan, konflik/permasalahan, klimaks,
peleraian/antiklimaks, dan penyelesaian. Jika menggunakan alur lurus, pola
pengembangan cerita mulai dari pemaparan-pemunculan
masalah-konflik-klimaks-pelerasian, dan diakhiri dengan penyelesaian. Bisa juga
cerita dimulai dari penyelesaian, kemudian mundur mulai pemaparan, pemunculan
masalah, dan seterusnya.
8.
Membandingkan penggunaan bahasa cerpen/fabel
Penggunaan
bahasa mencakupi pilihan kata, pilihan kalimat, dan pilihan gaya bahasa.
Membandingkan penggunaan bahasa berarti melihat perbedaan penggunaan kata,
kalimat, atau gaya bahasa dalam cerpen/fabel.
9. Menunjukkan bukti latar dan watak
tokoh dalam cerpen/tabel
Bukti latar dan watak dalam cerpen/fabel dapat berbentuk (1)
dialog tokoh dan (2) narasi atau deskripsi dalam cerita yang menunjukkan latar
(tempat, waktu, suasana) atau watak tokoh dalam cerita (jahat, baik hati,
pemarah, dll).
10.
Mengomentari
unsur intrinsik karya sastra
Unsur intrinsik prosa terdiri atas
tema, penokohan, alur, setting, sudut pandang, dan gaya bahasa. Unsur intrinsik
drama meliputi tema, penokohan, setting, alur, dan dialog. Unsur intrinsik
puisi meliputi tema, diksi, tipografi, nada dan suasana, verifikasi (rima,
irama, metrum), dan pigura bahasa. Mengomentari unsur intrinsik berarti kita
harus memberikan penilaian terhadap unsur-unsur tersebut. Inti penilaian adalah
baik-tidak baik, indah-tidak indah, dan tepat-tidak tepat. Contoh mengomentari
unsur intrinsik adalah (1) bahasa yang dipergunakan puisi tersebut sangat mudah
dipahami, (2) tokoh dalam cerpen tersebut rata-rata memiliki sifat yang tidak
manusiawi, (3) alur dalam drama tersebut tidak terlalu jelas muaranya sehingga
sulit ditebak jalan ceritanya.
D.
Materi
Menulis Terbatas
1.
Melengkapi istilah/kata dalam kalimat
Cara
untuk melengkapi kata/istilah cukup dengan mencobakan opsi yang ada ke bagian
rumpang, kemudian dibaca ulang apakah makna kalimat sudah lengkap/benar atau
belum. Jika sudah lengkap/benar, berarti pilihan kita tepat.
2.
Menyusun urutan kalimat berbagai jenis teks
Menyusun
berarti menata. Cara menyusun kalimat yang acak untuk menjadi paragraf yang
terpadu dimulai dengan mencari kalimat utama. Dari kalimat utama itulah kita
bisa menata kalimat-kalimat lain sehingga membentuk paragraf yang padu. Letak
kalimat utama dapat di awal, tengah, atau akhir.
3.
Melengkapi paragraf dengan kalimat
Caranya hampir sama
dengan melengkapi kata dalam kalimat, yakni dengan mencobakan opsi-opsi yang
ada ke dalam bagian paragraf yang rumpang. Sebelumnya, kita terlebih dahulu
harus mencari bagian rumpang itu termasuk kalimat utama atau kalimat penjelas.
Jika yang rumpang kalimat utama, isinya tentu harus opsi yang berupa kalimat
utama. Demikian juga jika yang rumpang merupakan kalimat penjelas.
4.
Melengkapi bagian teks (eksposisi, deskripsi,
ulasan, dan lain-lain)
Secara
umum bagian teks terbagi menjadi tiga, yaitu bagian pendahuluan, inti, dan
penutup. Cara melengkapi bagian teks adalah dengan menetapkan bagian yang
rumpang lebih dahulu, apakah merupakan bagian pembuka, inti atau penutup.
Setelah itu, tinggal mencocokkan opsi yang sesuai dengan bagian teks yang
dirumpangkan.
5.
Memvariasikan kata
Memvariasikan
kata berarti mencari bentuk kata yang lain atau bentuk kata yang berbeda,
tetapi makna kalimatnya tidak berubah. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan
mencari sinonim kata tersebut (contoh: membantu divariasikan dnegan menolong),
mencari kata ganti dari kata tersebut (contoh: Ida dan Adi divariasikan dengan
mereka atau keduanya, atau mencari bentuk lain yang bisa menggantikan kata tersebut
(contoh: Ida dan Adi divariasikan dengan dua anak muda itu atau sepasang
kekasih itu).
6.
Memvariasikan kalimat
Memvariasikan
kalimat berarti mengganti kalimat dengan bentuk lain yang memiliki makna yang
sama. Caranya dengan (1) mengubah susunan kalimat, seperti “Andi berjalan kaki
pagi tadi” divariasikan dengan “Tadi pagi Andi berjalan kaki”; (2) mengubah
jenis kalimat, seperti “Tolong hapuskan papan tulis ini!” divariasikan dengan
kalimat “Alangkah indahnya jika ada dari kalian yang membantu saya untuk
menghapus papan tulis ini”; dan (3) mengganti kalimat lain yang semakna,
seperti “Tetangga saya baik hati”
diganti dengan kalimat “Jika saya lupa menutup kran air, tetangga saya selalu
membantu menutupnya”.
7.
Menulis dengan ilustrasi tertentu
Langkah
pertama adalah dengan mencari hubungan antara kata-kata atau kalimat-kalimat
yang ada dalam ilustrasi untuk menemukan inti teks yang akan kita tulis. Inti
hubungan antara kata-kata dan kalimat-kalimat itulah yang kemuian kita jadikan
ide untuk membangun teks. Prinsipnya semua kata atau kalimat yang ada dalam
ilustrasi harus masuk dalam teks yang kita tulis.
8.
Mengubah
teks ke bentuk lain
Bentuk lain berarti jenis teks yang
lain. Misalnya, dari wawancara diubah menjadi laporan; dari cerpen diubah menjadi
drama; dari laporan diubah menjadi narasi; dan lain-lain. Prinsip mengubah
bentuk teks adalah maknanya tidak boleh berubah. Yang berubah hanya jenis
teksnya.
E.
Materi
Menyunting Kata, Kalimat, Paragraf
1.
Materi Menyunting kata meliputi tiga
kisi-kisi, yaitu (1) Menunjukkan kata yang tidak sesuai kaidah, (2) Menggunakan
kata bentukan sesuai dengan kaidah, dan (3) Menggunakan konjungsi dalam kalimat.
Berikut contoh materinya.
No
|
Jenis Kesalahan
|
Salah
|
Benar
|
1
|
Kata salah
|
Ia
seorang atlit renang.
Orang
harus mengikuti perkembangan jaman.
|
Ia
seorang atlet renang.
Orang
harus mengikuti perkembangan zaman.
|
2
|
Kata
bentukan salah
|
efektivitas
mempengaruhi
|
keefektifan
memengaruhi
|
3
|
Konjungsi
tidak tepat
|
Ia
bukan pencopet, tetapi pencuri.
Hadiah
akan diberikan bagi orang yang berjasa.
|
Ia
bukan pencopet, melainkan pencuri.
Hadiah
akan diberikan kepada orang yang berjasa.
|
2.
Materi Menyunting Kalimat terdiri atas satu
kisi-kisi, yaitu (1) Menunjukkan kalimat yang tidak sesuai dengan kaidah. Berikut
contoh materinya.
No
|
Jenis Kesalahan
|
Salah
|
Benar
|
1
|
Kesalahan
struktur
|
Ini
rumahnya Amir.
pertama
kali
|
Ini
rumah Amir.
kali
pertama
|
2
|
Tidak
paralel
|
Langkah
penelitian meliputi perumusan masalah, pengumpulan data, analisis data, dan
simpulan.
|
Langkah
penelitian meliputi perumusan masalah, pengumpulan data, penganalisisan data,
dan pengambilan simpulan.
|
3
|
Tidak
bernalar
|
Acara
selanjutnya sambutan kepala sekolah. Waktu dan tempat kami persilakan!
|
Acara
selanjutnya sambutan kepala sekolah. Yang terhormat Kepala SMPN 1 Pacitan
kami persilakan!
|
3.
Materi Memperbaiki Kesalahan meliputi tiga
kisi-kisi, yaitu (1) Memperbaiki kesalahan penggunaan kata, (2) Memperbaiki
kesalahan penggunaan kalimat, dan (3) Memperbaiki ketidakpaduan paragraf.
Berikut contoh materinya.
No
|
Jenis Kesalahan
|
Salah
|
Perbaikan
|
1
|
Kesalahan
penggunaan kata
|
Ia
bangun jam 7 pagi.
Silahkan
berangkat duluan!
|
Ia
bangun pukul 07.00.
Silakan
berangkat lebih dulu!
|
2
|
Kesalahan
penggunaan kalimat
|
Ia
bertanya bagaimana caranya menggunakan mikrofon?
Kemarin
beberapa orang-orang keracunan tempe bongkrek.
|
Ia
bertanya bagaimana caranya menggunakan mikrofon?
Kemarin
beberapa orang keracunan tempe bongkrek.
|
3
|
Ketidakpaduan
paragraf
|
Semakin
lama, bumi semakin mengalami ketidakseimbangan akibat pemanasan global. Salah
satu ketidakseimbangan itu bisa kita lihat dengan adanya proses mencairnya es
di kutub. Lapisan es yang ada di kutub bisa mencair seluruhnya dan akan
terjadi banjir di mana-mana.
|
Semakin
lama, bumi semakin mengalami ketidakseimbangan akibat pemanasan global. Salah
satu ketidakseimbangan itu bisa kita lihat dengan adanya proses mencairnya es
di kutub. Jika kondisi ini dibiarkan berlangsung terus-menerus, lapisan es
yang ada di kutub bisa mencair seluruhnya dan akan terjadi banjir di
mana-mana.
|
4.
Materi Menentukan Alasan Kesalahan mencakupi
tiga kisi-kisi, yaitu (1) Menentukan alasan kesalahan penggunaan kata, (2)
Menentukan alasan kesalahan penggunaan kalimat, dan (3) Menentukan alasan
ketidakpaduan paragraf. Berikut contoh materinya.
No
|
Jenis Kesalahan
|
Contoh Kesalahan
|
Alasan
|
1
|
Penggunaan
kata
|
Ia
bangun jam 7 pagi.
|
Dalam
bahasa Indonesia kata jam menunjukkan lamanya waktu, bukan menunjukkan
waktunya. Untuk menunjukkan waktu digunakan kata pukul.
|
2
|
Penggunaan
kalimat
|
Kemarin
beberapa orang-orang keracunan tempe bongkrek.
|
Kata
“beberapa” sudah menunjukkan makna jamak. Demikian juga bentuk ulang
“orang-orang”. Dengan demikian kalimat tersebut menggunakan bentuk jamak
secara berulang. Untuk memperbaikinya cukup dengan satu bentuk jamak, yaitu
beberapa orang atau orang-orang.
|
3
|
Ketidakpaduan
paragraf
|
Semakin
lama, bumi semakin mengalami ketidakseimbangan akibat pemanasan global. Salah
satu ketidakseimbangan itu bisa kita lihat dengan adanya proses mencairnya es
di kutub. Lapisan es yang ada di kutub bisa mencair seluruhnya dan akan
terjadi banjir di mana-mana.
|
Kalimat
ke-2 dan ke-3 sebenarnya menunjukkan hubungan sebab akibat. Namun, dalam
paragraf tersebut belum ada bagian kalimat yang menunjukkan keduanya
berhubungan sebab-akibat. Oleh kare itu, cara memperbaikinya adalah dengan
menambahkan kalimat, klausa, atau frasa yang menjembatani kalimat ke-2 dan
ke-3.
|
F.
Materi
Menyunting Ejaan dan Tanda Baca
1.
Materi menyunting ejaan terdiri atas tiga
kisi-kisi, yaitu (1) Menunjukkan kesalahan penggunaan ejaan, (2) Menggunakan
ejaan, dan (3) Memperbaiki kesalahan penggunaan ejaan. Berikut gambaran materi
ejaan selengkapnya.
No
|
Jenis Ejaan
|
Salah
|
Benar
|
1
|
Pemakaian
huruf kapital
|
Bahasa
Indonesia
Silakan,
jenderal!
|
bahasa
Indonesia
Silakan,
Jenderal!
|
2
|
Penulisan
kata turunan
|
bertanggungjawab
mempertanggung
jawabkan
|
bertanggung
jawab
mempertanggungjawabkan
|
3
|
Penulisan
kata ulang
|
Undang2
berlari
lari
|
Undang-Undang
berlari-lari
|
4
|
Penulisan
kata majemuk
|
dutabesar
persegipanjang
|
duta
besar
persegi
panjang
|
5
|
Penulisan
kata depan
|
kesamping
disekolah
|
ke
samping
di
sekolah
|
6
|
Penulisan
kata ganti
|
hambaNya
|
hamba-Nya
|
7
|
Penulisan
kata sandang
|
Sikancil
Sangjenderal
|
Si
Kancil
Sang
Jenderal
|
8
|
Penulisan
partikel
|
kendati
pun
rumahpun
|
kendatipun
rumah
pun
|
9
|
Penulisan
singkatan
|
Imam
SH
d.s.b.
|
Imam,
S.H.
dsb.
|
10
|
Penulisan
angka & bilangan
|
Ada
3 orang di sini.
Kambingnya
dua puluh empat ekor.
|
Ada
tiga orang di sini.
Kambingnya
24 ekor.
|
11
|
Penulisan
kata serapan
|
Legalisir
kwalitas
|
Legaisasi
kualitas
|
12
|
Penulisan
kata daerah/asing
|
Ia
tidak memiliki planning yang jelas.
Ia
sowan ke rumah gurunya.
|
Ia
tidak memiliki planning yang jelas.
Ia
sowan ke rumah gurunya.
|
2.
Materi menyunting tanda baca terdiri atas
tiga kisi-kisi, yaitu (1) Menunjukkan kesalahan penggunaan tanda baca, (2) Menggunakan
tanda baca, dan (3) memperbaiki kesalahan penggunaan tanda baca. Berikut
gambaran materi tanda baca selengkapnya.
No
|
Tanda Baca
|
Salah
|
Benar
|
1
|
Tanda titik
(.)
|
Rp.
13.000
Tabel
4.1. Contoh Tanaman
|
Rp13.000,00
Tabel
4.1 Contoh Tanaman
|
2
|
Tanda koma (,)
|
tikus,
kucing dan anjing
Andri
Wongso S.H.
|
tikus,
kucing, dan anjing
Andri
Wongso, S.H.
|
3
|
Tanda titik koma (;)
|
Ia
membeli baju, celana, sarung, apel, pisang, dan semangka.
|
Ia
membeli baju, celana; sarung, apel, pisang, dan semangka.
|
4
|
Tanda titik dua (:)
|
Mereka
memerlukan perabot rumah tangga, kursi, meja, dan lemari.
Hanya
ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan, hidup atau mati.
|
Mereka
memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
Hanya
ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan: hidup atau mati.
|
5
|
Tanda
seru (!)
|
Alangkah
indahnya taman laut di Bunaken.
Mari
kita dukung Gerakan Cinta Bahasa Indonesia.
|
Alangkah
indahnya taman laut di Bunaken!
Mari
kita dukung Gerakan Cinta Bahasa Indonesia!
|
6
|
Tanda
petik (“...”)
|
Puisi
Sore Hari ada dalam kumpulan puisi
“Menepis Hari, Merona Hati” halaman 16-19.
|
Puisi
“Sore Hari” ada dalam kumpulan
puisi Menepis Hari, Merona Hati halaman
16-19.
|
7
|
Tanda
kurung ((...))
|
KTP
(Kartu Tanda Penduduk) planning
(perencanaan)
|
Kartu
Tanda Penduduk(KTP)
perencanaan
(planning)
|
3.
Menentukan alasan kesalahan penggunaan ejaan dan tanda baca
No
|
Jenis Kesalahan
|
Contoh Kesalahan
|
Alasan Kesalahan
|
1
|
Penggunaan
Ejaan
|
Jadual=
jadwal
|
Tidak
sesuai dengan sistem penyerapan kata asing. Kata jadwal dari bahasa Arab
menggunakan huruf wau (W).
|
|
|
disini=
di sini
|
Kata
sini menunjukkan tempat, sehingga bentuk /di/ pada kata tersebut merupakan
kata depan, bukan awalan. Oleh karena itu, penulisannya harus dipisah.
|
|
|
Pasca
panen= pascapanen
|
Bentuk
/pasca/ merupakan imbuhan (awalan). Dalam bahasa Indonesia penulisan imbuhan
harus dirangkai dengan kata yang mendahului atau mengikutinya.
|
2
|
Penggunaan
Tanda Baca
|
Iwan,
S.H. = Iwan Slamet Himawan
|
SH
pada kata tersebut merupakan singkatan nama, bukan singkatan gelar. Oleh
karena itu, penulisannya tidak perlu dibatasi tanda koma (,).
|
|
|
Iwan
SH = Iwan Sarjana Hukum
|
SH
pada kata tersebut merupakan singkatan gelar. Oleh karena itu, batas antara
nama dan singkatan gelar harus dibatasi tanda koma (,)
|
No comments:
Post a Comment